Angklung adalah salah
satu alat musik Indonesia yang sangat mendunia. Alat musik ini sudah mendapat
pengakuan dari UNESCO sebagai warisan budaya dunia. Angklung dimainkan dengan
cara digoyang sehingga pipa-pipa bambu saling berbenturan dan menghasilkan
bunyi yang indah. Angklung berasal dari Jawa Barat, khususnya masyarakat Sunda
yang menggunakan alat musik ini sebagai pengiring dalam setiap ritual
kebudayaan. Tak hanya dimainkan di Indonesia, angklung juga menjadi alat musik
favorit di negara-negara lain seperti Australia dan Inggris.
Sejarah Angklung
Tidak ada petunjuk
sejak kapan angklung digunakan, tetapi diduga bentuk primitifnya telah
digunakan dalam kultur Neolitikum yang berkembang di Nusantara sampai awal
penanggalan modern. Catatan mengenai angklung baru muncul pada masa Baduy,
yang dianggap sebagai sisa-sisa masyarakat Sunda asli, menerapkan angklung
sebagai bagian dari ritual mengawali penanaman padi Kemunculannya
berawal dari ritus padi. Angklung diciptakan dan dimainkan untuk memikat Dewi
Sri turun ke bumi agar tanaman padi rakyat tumbuh subur. Permainan
angklung gubrag di Jasinga, Bogor, adalah salah satu yang masih hidup
sejak lebih dari 400 tahun lampau.
Jenis bambu yang
biasa digunakan sebagai alat musik tersebut adalah bambu hitam (awi wulung)
dan bambu putih (awi temen). Tiap nada dihasilkan dari bunyi tabung
bambunya yang berbentuk bilah setiap ruas bambu dari ukuran kecil hingga besar.
Dikenal oleh masyarakat sunda sejak masa kerajaan Sunda, di antaranya
sebagai penggugah semangat dalam pertempuran. Fungsi angklung sebagai pemompa semangat
rakyat masih terus terasa sampai pada masa penjajahan sehingga pemerintah Hindia
Belanda sempat melarang masyarakat menggunakan angklung.
Dalam
perkembangannya, angklung berkembang dan menyebar ke seantero Jawa, lalu ke
Kalimantan dan Sumatera. Pada 1908 tercatat sebuah misi kebudayaan
dari Indonesia ke Thailand, antara lain ditandai penyerahan angklung, lalu
permainan musik bambu ini pun sempat menyebar di sana. Bahkan, sejak 1966, Udjo
Ngalagena —tokoh angklung yang mengembangkan teknik permainan berdasarkan
laras-laras pelog, salendro, dan madenda— mulai mengajarkan bagaimana bermain
angklung kepada banyak orang dari berbagai komunitas.
No comments:
Post a Comment