Saatnya Macan Bangun di
MEA
MEA alias Masyarakat Ekonomi ASEAN
adalah isu penting yang terus dibicarakan. Berbagai kalangan terus membahas hal
itu, mulai pedagang, nelayan, dosen, politisi, menterti, hingga pemimpin negeri
ini. Kalangan akademisi dan peneliti pun tak mau kalah dengan orang-orang di
atas. Sejumlah penelitian ilmiah hingga pengumpulan data statistik terus dipublikasikan
dan dibukukan. Namun itu semua tak akan berarti jika tak segera diambil langkah
pasti untuk negeri ini. Apa sebenarnya MEA ? Dan apa dampaknya bagi Indonesia ?
Tahun baru telah lewat dan tentu ada
tantangan baru bagi negeri ini. Akhir tahun 2015 menjadi penanda dibukanya MEA
alias Masyarakat Ekonomi ASEAN. Hal ini jelas membawa dampak yang cukup banyak.
Dampak terciptanya MEA adalah pasar bebas di bidang permodalan, barang dan
jasa, serta tenaga kerja. Memang tujuan dibentuknya Masyarakat Ekonomi ASEAN
(MEA) untuk meningkatkan stabilitas perekonomian dikawasan ASEAN, serta
diharapkan mampu mengatasi masalah-masalah dibidang ekonomi antar negara ASEAN
dan harapan terbesar adalah kawasan Asia Tenggara menjadi pusat perekonomian
dunia.
Ada beberapa dampak dari konsekuensi
MEA, yakni dampak aliran bebas barang bagi negara-negara ASEAN, dampak arus
bebas jasa, dampak arus bebas investasi, dampak arus tenaga kerja terampil, dan
dampak arus bebas modal. Tidak hanya dampak, ada beberapa hambatan Indonesia
untuk menghadapi MEA.
Pertama, mutu pendidikan tenaga kerja masih
rendah, di mana hingga Febuari 2014 jumlah pekerja berpendidikan SMP atau dibawahnya
tercatat sebanyak 76,4 juta orang atau sekitar 64 persen dari total 118 juta
pekerja di Indonesia. Kedua, ketersediaan dan
kualitas infrastuktur masih kurang sehingga memengaruhi kelancaran arus barang
dan jasa. Ketiga, sektor industri yang rapuh karena
ketergantungan impor bahan baku dan setengah jadi. Keempat,
keterbatasan pasokan energi. Kelima, lemahnya
Indonesia menghadapi serbuan impor, dan sekarang produk impor Tiongkok sudah
membanjiri Indonesia. Menjelang MEA yang sudah di depan mata, pemerintah
Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan langkah strategis dalam sektor tenaga
kerja, sektor infrastuktur, dan sektor industri.
Kecepatan dalam penganganan semua
hambatan dalam menghadapai MEA harus segera dilakukan, dan hal mendasar untuk meningkatkan
daya saing Indonesia tentu pemberdayaan sumber daya manusia agar lebih
berkualitas dan berintegritas. Setelah SDM berkualitas mampu dihasilkan,
pembangunan infrastuktur harus segera dipercepat agar biaya logistik pengiriman
suatu barang tidak terlalu mahal. Selanjutnya, pembaruan kebijakan juga menjadi
faktor penting dalam menyongsong MEA, terutama dalam hal kemudahan berbisnis. Jika
usaha-usaha di atas dan usaha lainnya telah dilakukan, maka Indonesia akan
mampu bersaing atau bahkan mengungguli negara-negara lain di ASEAN.
Di sisi lain, MEA adalah momentum
yang pas bagi Indonesia untuk membuktikan kekuatan ekonominya. Sudah sekian
lama bangsa ini terkapar dan hanya menjadi penonton dalam perputaran ekonomi
dunia. Semua hambatan yang ada tidak boleh menyurutkan semangat negeri ini.
Peluang besar ada di depan mata, peluang untuk menunjukkan kepada dunia bahwa
sebentar lagi bangsa ini akan benar-benar menjadi pengendali perekonomian dunia.
Tujuh puluh tahun adalah waktu yang sangat lama untuk menunggu kebangkitan bangsa
ini, oleh karena itu tidak berlebihan jika MEA bisa menjadi salah satu titik
balik kebangkitan bangsa Indonesia. Saatnya bangsa yang sering disebut macan
tertidur ini bangun dan melangkahkan kakinya dengan dengan badan yang tegap
menuju 100 tahun negeri ini. Bangkitlah MACAN dan segeralah buktikan bahwa kita
adalah MACAN DUNIA.
Source : nationalgeographic.co.id
Source : nationalgeographic.co.id
No comments:
Post a Comment