Saturday, April 23, 2016

                     Hari KARTINI

              Halo agan-agan semuanya. Udah 1 bulan lebih nih ane nggak posting. Agan semua pasti tahu kan kalau setiap 21 April diperingati sebagai Hari Kartini. Sebenarnya siapa sih Kartini ? Dan kenapa harus Kartini ? Memang hal ini cukup diperdebatkan oleh sebagian orang. Tapi ane kali ini tidak akan membahas tentang itu, melainkan tentang Kartini itu sendiri. Mungkin kita bisa mengambil cukup banyak pelajaran dari kisah hidup Kartini yang tergolong cukup singkat. Lansung aja ya, check this out.

Mengenal Kartini

          Siapa gerangan Kartini sehingga hari kelahirannya perlu dikenang dan peringati? Kartini yang punya nama lengkap Raden Ajeng Kartini adalah perempuan yang lahir pada 21 April tahun 1879 di kota Jepara, Jawa Tengah. Ia adalah anak salah seorang bangsawan yang masih sangat taat pada adat istiadat. Setelah lulus dari ELS (Europese Lagere School) setingkat Sekolah Dasar, ia tidak diperbolehkan melanjutkan sekolah ke tingkat yang lebih tinggi oleh orangtuanya.

        Ia hanya mendekam di rumah sambil menunggu waktu untuk dinikahkan. Kartini kecil sangat sedih dengan hal tersebut, ia ingin menentang tapi tak berani karena takut dianggap anak durhaka. Untuk menghilangkan kesedihannya, ia mengumpulkan buku-buku pelajaran dan buku ilmu pengetahuan lainnya yang kemudian dibacanya di taman rumah dengan ditemani Simbok (pembantunya). Membaca menjadi kegemarannya, tiada hari tanpa membaca. Semua buku, termasuk surat kabar dibacanya.

      Ia mulai mengumpulkan teman-teman wanitanya untuk diajar tulis menulis dan ilmu pengetahuan lainnya. Di tengah kesibukannya, ia tidak berhenti membaca, tetapi ia juga menulis surat berkorespondensi dengan teman-temannya yang berada di negeri Belanda. Berkat kegigihannya, Kartini berhasil mendirikan Sekolah Wanita di Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon dan daerah lainnya. Nama sekolah tersebut adalah “Sekolah Kartini”.  


Belajar dari Kartini

            Kartini adalah tokoh emansipasi, motivator dan inspirator bagi kaum wanita khususnya, dan bagi kita semua pada umumnya. Banyak hal yang dapat kita petik sebagai pelajaran dari Kartini. Beberapa diantaranya yaitu :
  1. Patuh dan taat pada orang tua. Sebagimana disebutkan dalam biogarifinya, kendati keinginan untuk melanjutkan pendidikan setamat ELS setingkat Sekolah Dasar, namun karena adat istiadat yang berlaku waktu itu belum lazim dan orang tuanya pun tidak memperkenankan dirinya untuk melanjutkan sekolahnya, maka Kartini pun memilih untuk besikap patuh dan taat atas keputusan yang diambil orang tuanya, yaitu menetap di rumah alias tidak melanjutkan sekolah.                      
  2. Pantang menyerah dan gigih berusaha dalam mengagapi cita-cita. Sejarah membuktikan, walaupun Katini berada dalam keterbatasan dan tidak melanjutkan pendidikan ke sekolah formal, namun keinginannya untuk terus belajar tidak terhenti. Cita-citanya untuk memajukan diri dan kaum perempuan terus diupayakan melalui cara-cara yang dapat ia lakukan. Di antaranya dengan bertanya kepada ayahnya (RM Sosroningrat) dan berkorespondensi dengan teman-temannya di Belanda.                                                                                      
  3. Visioner (memiliki pandangan jauh ke depan). Dari hasil bacaan dan           korespondensinya, muncul gagasan Kartini bahwa kehidupan kaum wanita harus maju sejajar dengan kaum pria. Oleh karena itu,  kaum wanita juga harus belajar (tidak hanya berkutat pada urusan rumah tangga). Dari buku-buku, koran, dan majalah Eropa, Kartini tertarik pada kemajuan berpikir perempuan Eropa sehingga timbul keinginannya untuk memajukan perempuan pribumi, yang waktu itu tergolong berada dalam status sosial yang rendah.                                                                        
  4. Memiliki kepedulian sosial. Ketidaksempatan Kartini untuk meneruskan belajarnya secara formal, termasuk kesempatan beasiswa yang tidak sempat dinikmatinya, ternyata tidak membuat sosok Kartini putus asa atau. Kartini memilih melampiaskan cita-cita dan harapannya dengan bentuk yang positif demi kemajuan kaumnya. Ia kumpulkan kaum perempuan di rumahnya. Ia ajari mereka membaca dan menulis. Ia berikan mereka ilmu pengetahuan, keterampilan dan wawasan.                                                                                                                                   
  5.  Memiliki kepedulian terhadap kehidupan religius. Hal ini jarang tertulis dalam sejarah, bahwa ternyata sosok Kartini adalah orang yang peduli pada masalah keagamaan (Islam) yang diyakininya. Hal ini terungkap dalam biografinya: “Dalam suratnya kepada Ny Van Kol, tanggal 21 Juli 1902, Kartini juga menulis; Saya bertekad dan berupaya memperbaiki citra Islam, yang selama ini kerap menjadi sasaran fitnah. Semoga kami mendapat rahmat, dapat bekerja membuat agama lain memandang Islam sebagai agama disukai. Lalu dalam surat ke Ny Abendanon, bertanggal 1 Agustus 1903, Kartini juga menulis; “Ingin benar saya menggunakan gelar tertinggi, yaitu Hamba Allah.





        Demikian ulasan tentang Hari Kartini ya gan. Setelah membaca ini, pastikan agan-agan semua menerapkan sifat-sifat baik Kartini agar kita mampu menjadi orang yang benar-benar berguna bagi orang lain. Oh iya, jangan lupa nantikan postingan berikutnya yaa......


“Banyak hal yang bisa menjatuhkanmu. Tapi satu – satunya hal yang benar – benar dapat menjatuhkanmu adalah sikapmu sendiri.”
– R.A Kartini

“Terkadang, kesulitan harus kamu rasakan terlebih dulu sebelum kebahagiaan yang sempurna datang kepadamu.”
– R.A Kartini

“Tahukah engkau semboyanku? Aku mau! 2 patah kata yang ringkas itu sudah beberapa kali mendukung dan membawa aku melintasi gunung keberatan dan kesusahan. Kata “Aku tiada dapat!” melenyapkan rasa berani. Kalimat “Aku mau!” membuat kita mudah mendaki puncak gunung.”

– R.A Kartini

Sunday, February 7, 2016

Saatnya Macan Bangun di MEA

            MEA alias Masyarakat Ekonomi ASEAN adalah isu penting yang terus dibicarakan. Berbagai kalangan terus membahas hal itu, mulai pedagang, nelayan, dosen, politisi, menterti, hingga pemimpin negeri ini. Kalangan akademisi dan peneliti pun tak mau kalah dengan orang-orang di atas. Sejumlah penelitian ilmiah hingga pengumpulan data statistik terus dipublikasikan dan dibukukan. Namun itu semua tak akan berarti jika tak segera diambil langkah pasti untuk negeri ini. Apa sebenarnya MEA ? Dan apa dampaknya bagi Indonesia ?

Tahun baru telah lewat dan tentu ada tantangan baru bagi negeri ini. Akhir tahun 2015 menjadi penanda dibukanya MEA alias Masyarakat Ekonomi ASEAN. Hal ini jelas membawa dampak yang cukup banyak. Dampak terciptanya MEA adalah pasar bebas di bidang permodalan, barang dan jasa, serta tenaga kerja. Memang tujuan dibentuknya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) untuk meningkatkan stabilitas  perekonomian dikawasan ASEAN, serta diharapkan mampu mengatasi masalah-masalah dibidang ekonomi antar negara ASEAN dan harapan terbesar adalah kawasan Asia Tenggara menjadi pusat perekonomian dunia. 

ASEAN merupakan kekuatan ekonomi ketiga terbesar setelah Jepang dan Tiongkok, di mana terdiri dari 10 Negara yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, thailand, Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar, dan Kamboja. Pembentukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) berawal dari kesepakatan para pemimpin ASEAN dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) pada Desember 1997 di Kuala Lumpur, Malaysia. Kesepakatan ini bertujuan meningkatkan daya saing ASEAN serta bisa menyaingi Tiongkok dan India untuk menarik investasi asing. Modal asing dibutuhkan untuk meningkatkan lapangan pekerjaan dan kesejahteraan warga ASEAN. Pada KTT selanjutnya yang berlangsung di Bali Oktober 2003, petinggi ASEAN mendeklarasikan bahwa pembentukan MEA pada tahun 2015.

Ada beberapa dampak dari konsekuensi MEA, yakni dampak aliran bebas barang bagi negara-negara ASEAN, dampak arus bebas jasa, dampak arus bebas investasi, dampak arus tenaga kerja terampil, dan dampak arus bebas modal. Tidak hanya dampak, ada beberapa hambatan Indonesia untuk menghadapi MEA.

Pertama, mutu pendidikan tenaga kerja masih rendah, di mana hingga Febuari 2014 jumlah pekerja berpendidikan SMP atau dibawahnya tercatat sebanyak 76,4 juta orang atau sekitar 64 persen dari total 118 juta pekerja di Indonesia. Kedua, ketersediaan dan kualitas infrastuktur masih kurang sehingga memengaruhi kelancaran arus barang dan jasa. Ketiga, sektor industri yang rapuh karena ketergantungan impor bahan baku dan setengah jadi. Keempat, keterbatasan pasokan energi. Kelima, lemahnya Indonesia menghadapi serbuan impor, dan sekarang produk impor Tiongkok sudah membanjiri Indonesia. Menjelang MEA yang sudah di depan mata, pemerintah Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan langkah strategis dalam sektor tenaga kerja, sektor infrastuktur, dan sektor industri.

Kecepatan dalam penganganan semua hambatan dalam menghadapai MEA harus segera dilakukan, dan hal mendasar untuk meningkatkan daya saing Indonesia tentu pemberdayaan sumber daya manusia agar lebih berkualitas dan berintegritas. Setelah SDM berkualitas mampu dihasilkan, pembangunan infrastuktur harus segera dipercepat agar biaya logistik pengiriman suatu barang tidak terlalu mahal. Selanjutnya, pembaruan kebijakan juga menjadi faktor penting dalam menyongsong MEA, terutama dalam hal kemudahan berbisnis. Jika usaha-usaha di atas dan usaha lainnya telah dilakukan, maka Indonesia akan mampu bersaing atau bahkan mengungguli negara-negara lain di ASEAN.


Di sisi lain, MEA adalah momentum yang pas bagi Indonesia untuk membuktikan kekuatan ekonominya. Sudah sekian lama bangsa ini terkapar dan hanya menjadi penonton dalam perputaran ekonomi dunia. Semua hambatan yang ada tidak boleh menyurutkan semangat negeri ini. Peluang besar ada di depan mata, peluang untuk menunjukkan kepada dunia bahwa sebentar lagi bangsa ini akan benar-benar menjadi pengendali perekonomian dunia. Tujuh puluh tahun adalah waktu yang sangat lama untuk menunggu kebangkitan bangsa ini, oleh karena itu tidak berlebihan jika MEA bisa menjadi salah satu titik balik kebangkitan bangsa Indonesia. Saatnya bangsa yang sering disebut macan tertidur ini bangun dan melangkahkan kakinya dengan dengan badan yang tegap menuju 100 tahun negeri ini. Bangkitlah MACAN dan segeralah buktikan bahwa kita adalah MACAN DUNIA.                                                                                                                                                                         


Source : nationalgeographic.co.id